Bersama Kita Bisa
Welcome
Here you can
enter your
own text
Second title
The right image =>
As well as the background
can be changed as well
Third title
Here you can
enter information
for your users
as well

http://www.supportduweb.com/profile-135837.html https://www.intensedebate.com/people/evanindoai https://speechdebate.binghamton.edu/Users/12576/Profile/evan-indo/ http://www.cruzroja.es/creforumvolint_en/user/profile/131795.page http://evanindo.simpsite.nl/ https://www.vingle.net/posts/3566621 https://gust.com/companies/evanindo https://gust.com/user/8393f1e8-f27e-41a8-a2ed-4ab178734a5d https://firsturl.net/U6YiktH https://www.gametabs.net/user/400954 https://challenges.openideo.com/profiles/kabarkawin https://chototmuaban.net/user/profile/258727 https://www.helpforenglish.cz/profile/196636-evanindo https://www.xwiki.org/xwiki/bin/view/XWiki/EvanIndo?category=profile https://ioby.org/users/kabarkawin441048 https://bibliocrunch.com/profile/evanindo/ https://guides.co/p/evan-indo https://viesearch.com/1jfa7/renungan-harian-katolik https://experiment.com/users/eevanindo https://os.mbed.com/users/evanindo/ https://network.changemakers.com/profiles/kabarkawin http://www.divephotoguide.com/user/evanindo https://www.artfire.com/ext/people/kabarkawin466160131 https://www.seedandspark.com/user/evanindo https://www.bonanza.com/users/47746153/profile
Dulu, ketika masih sebagai frater di Jogja, ada satu keterkejutan ketika pertama kali saya menghadiri Perayaan Ekaristi Hari Minggu. Keterkejutan itu muncul tatkala saya menerima komuni dari seorang yang berjubah putih mirip pastor.

Sebagai seorang frater yang menghabiskan masa formasi awal di tanah Timor (NTT), tentu kejadian saat itu menjadi kejadian yang tidak biasa dan aneh. Sebab dalam pikiran ke-“timuran” saya saat itu, yang layak membagikan komuni suci selain pastor, ya, diakon, frater, bruder atau suster. Saat itu ya.

Saya kemudian mengenal orang yang berjubah putih di altar mendampingi pastor dalam Misa/Perayaan Ekaristi, dengan penampilannya juga yang mirip pastor dan membagikan komuni kepada umat itu, sebagai seorang Prodiakon.

Pertanyaan logis yang muncul di sini adalah siapakah Prodiakon itu? Terminologi Prodiakon berasal dari bentukan kata ‘pro’, kata Latin, yang berarti ‘demi’, dan kata ‘diakon’ yang berarti ‘melayani’.

Dengan demikian, kata ‘prodiakon’ dapat diartikan sebagai ‘untuk melayani’. Sebab tugas-tugasnya terutama adalah untuk melayani umat dalam berbagai kepentingan yang berkaitan dengan kehidupan beragamanya.

Istilah Prodiakon baru dikenal sekitar tahun 1980-an di Keuskupan Agung Semarang. Sebelumnya dikenal dengan sebutan “diakon awam atau diakon paroki”. Dan istilah prodiakon ini hanya dikenal di Gereja Indonesia. Di tempat lain dikenal dengan nama “pelayan pembantu komuni” atau “pelayan komuni luar biasa”. Prodiakon adalah awam yang diangkat oleh Uskup untuk melayani di wilayah atau Paroki tertentu.

Tugas yang diberikan uskup kepada prodiakon umumnya meliputi: membantu penerimaan komuni dalam rangka Perayaan Ekaristi atau Ibadat Sabda (peran di paroki), mengirim komuni untuk orang sakit (peran di lingkungan), serta memimpin Ibadat Sabda atau ibadat non-sakramental (seperti ibadat pemakaman, pemberkatan rumah, dsb-peran di lingkungan), dengan kemungkinan memberikan homili tetapi tidak memberikan berkat publik kepada umat.

Uskup tetap dimungkinkan untuk memberikan tambahan tugas atau membatasi tugas para prodiakon yang diangkatnya.

Tiba di sini kita layak bertanya apa ada pertimbangan teologis atau yuridis yang bisa menjadi dasar pelayanan prodiakon. Secara teologis ada dua pertimbangan. Pertama,  katolik kasih pelayanan prodiakon merupakan ungkapan dari imamat umum dari sakramen gereja yang diterimanya. Gagasan ini bisa kita temukan dalam: Kel.19:6, 1Ptr 2:5,9, Why. 1:6, dan LG 9, 10, 26,34, SC 14, 48, AG 15.

Kedua, soal tuntutan hakikat liturgi sebagai perayaan Gereja. Bahwa perayaan liturgi merupakan perayaan seluruh Gereja (SC 26). Dengan liturgi, Gereja melaksanakan renungan harian katolik dan mengungkapkan dirinya (SC 2). Sebagai sebuah perayaan Gereja, upacara liturgi tentu bukan perayaan solo seorang imam tapi melibatkan semua anggota tubuh Gereja dengan berbagai peran yang berbeda. Dengan demikian, pelayanan prodiakon merupakan perwujudan dari peran serta umat beriman secara sadar dan aktif dalam liturgi Gereja (SC 14).

Sedangkan dari sisi pertimbangan yuridis-kanonis ada dua nomor kanon yang bisa menjadi rujukan akan tugas mulia dari prodiakon, misalkan saja pada kan.230§3: “Bila kebutuhan Gereja memintanya karena kekurangan pelayan, juga kaum awam, meskipun bukan lektor atau akolit, dapat ignasiusevan.blogspot.com menjalankan beberapa tugas, yakni melakukan pelayanan sabda, memimpin doa-doa liturgis, menerimakan baptis dan membagikan Komuni Suci, menurut ketentuan-ketentuan hukum”.
 
 
This website was created for free with Webme. Would you also like to have your own website?
Sign up for free